Senin, 22 Oktober 2007

Tragedi Turis

Hidup jadi tukang koran yang hanya bermodalkan tawakal tanpa pengalaman (nekat) memang banyak enaknya.Disamping banyak pengalaman juga ada pahitnya seperti kena batunya sendiri.Contohnya ketika di tempat bermangkalnya kami yaitu Pom Bensin diana kami sepenjualan koran menjajakan koran kami masing-masing dan kami sudah sepakat u\ bergiliran jika ada pembeli,pada intinya kami tidak saling berebut pembeli.Kami bergiliran menjajakan koran kami masing-masing.Tibalah giliranku menjajakan koran pada seorang turis yang sejak tadi berdiri di dekat mobilnya menunggu petugas Pom mengisi bensin mobilnya.Aku dan salah seorang temanku mendekatinya dan menawarkan koran kepadanya dengan bermodalan bahasa inggris yang saya miliki,saya coba berdialog seadany,”Do you want to buy my newspaper?” Tapi dia hanya menatap dan tersenyum.setelah itu ia langsung melontarkan perkataan yang tidak asing di telinga yaitu “Ono opo,dik?” Saya spontan kaget,heran bercampur malu,maunya sih sekalian ingin melancarkan bahasa inggris.Eeeeh….malah bertemu turis palsu.Usut punya usut ternyata ia sudah lama di Pulau Jawa ini,Eh ….jadi malu sama teman-teman.

Tidak ada komentar: